Istilah Bonek muncul secara tiba-tiba dan besar juga karena
media massa
yang awalnya bagus yang lambat laun justru mengalami pergeseran pengertian dan
akhirnya lebih berkonotasi negatif. Masih ingat gimana dulu Jawa Pos dengan
koordinator langsung Cak Dahlan Iskan pernah memberangkatkan ratusan bus,
puluhan gerbong KA dan pesawat terbang menuju Jakarta . Tret..tret.. tetttt… begitulah tema
yg usung Jawa Pos tahun 1988-an.
Dan sebutan populer untuk suporter persebaya
waktu itu adalah ‘Green Force’. Antusias bukan hanya dari Begitu antusiasnya jawa pos sampai dalam head line news tertulis “Hijaukan senayan” dan sambuatn masyarakat
Modal Tekad itulah semangat untuk meng-hijaukan senayan begitu menggebu. Sementara yg punya duit pas-pasan masih ada cara lain yaitu ‘menggandol’ truk secara estafet mulai dari
Semangat yang positif dan antusiasme tanpa ada ANARKISME dan KERUSUHAN dengan melibatkan
Belum lagi semangat heroik dari beberapa suporter persebaya yg memanjat dan merayap sampai ATAP bangunan senayan yg berbentuk lingkaran itu hanya untuk membentangkan spanduk super raksasa warna hijau tulisan putih yg bertuliskan “Merah Darahku Putih Tulangku Bersatu Dalam Semangatku”.
Nah Semangat itulah dengan berbagai cara yg HALAL untuk datang mendukung persebaya ke senayan membuat beberapa media
Sebetulnya kesalahan juga dari para bonek sebelumnya yg tidak meninggalkan warisan bonek yg sebenarnya, juga media
Salah kaprah lainnya adalah istilah Modal Tekad dan Modal Nekad sebetulnya serupa tapi tak sama. Tekad lebih ke semangat untuk melakukan tindakan sedangkan nekad lebih ke tindakan yg dilakukannya. Seharusnya bukan Bondo Nekad tetapi Bondo Tekad… tetapi untuk kemudahan pengucapan lebih cenderung Bondo Nekad alias Bonek
0 komentar:
Posting Komentar